Pencarian
Polling
Bagaimanakah Website Masjid Agung Jami Malang ?
 
Jumlah Pengunjung
mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterHari Ini1428
mod_vvisit_counterKemarin746
mod_vvisit_counterMinggu Ini1428
mod_vvisit_counterMinggu Lalu6309
mod_vvisit_counterBulan Ini11231
mod_vvisit_counterBulan Lalu25294
mod_vvisit_counterJumlah3221541

We have: 28 guests, 1 bots online
IP: 44.200.94.150
13 Okt, 2024



PostHeaderIcon Terbaru


Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109

Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109

Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109

Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109

Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109

Antara Akal dan Kebenaran
Oleh : H. Dahlan T. Qomari

Maha Suci Allah, yang telah menjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Isra’: 1)

Sisi yang urgen direnung ulang dalam peringatan Isra’ dan Mi’raj kali ini adalah adanya dua kelompok yang berbeda pandangan dalam mensikapi Isra’ dan Mi’raj. Kelompok Pertama, menerima peristiwa tersebut, karena mereka berkeyakinan bahwa peristiwa benar-benar terjadi dengan dengan alasan bahwa yang mengalami dan menyampaikannya adalah Rasulullah Muhammad SAW. Mereka itu dikenal sebagai aliran Aslussunnah wal Jama’ah. Sedangkan kelompok yang kedua menolak peristiwa peristiwa Isra’ dan Mi’raj, karena dianggap tidak dapat diterima akal yang sehat. Kelompok ini dahulu dikenal dengan aliran Mu’tazilah. Aliran ini sekarang tidak ada pengikutnya sehingga tinggal fahamnya saja.

Sebenarnya ajaran agama Islam dapat diterima oleh akal sehat manusia. Karena “Addinu huwal aqlu”. Hanya akal manusia yang belum dapat menerimanya, kerana keterbatasan pengetahuan, pemahaman dan penalarannya.

Mereka menolak peristiwa Isra’ dan Mi’raj karena mereka menganggapnya sebagai sebuah perjalanan yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang terjadi pada saat itu. Perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah menuju ke Masjidil Aqsha di Palestina yang biasanya ditempuh dalam waktu berhari-hari bahkan ada yang mengatakan memerlukan waktu kurang lebih satu bulan dengan berkendaraan unta, namun hanya ditempuh dalam waktu yang relatif singkat, yakni kurang lebih delapan jam. Mulai sehabis salat Isya’ sampai menjelang masuk waktu Subuh, apalagi sampai ke Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke Masjidil Haram di Makkah.

Sebenarnya penolakan dengan logika jarak tempuh tersebut, saat sekarang sulit diterima. Karena dengan perkembangan berfikir manusia saat ini, dunia sekarang sudah semakin dekat, kota yang satu dengan lainnya dapat ditempuh dalam waktu yang singkat. Kita contohkan perjalanan ibadah haji. dulu memerlukan waktu sampai tiga bulan dari Indonesia. Namun sekarang hanya memerlukan waktu sembilan jam dari Sukolilo Surabaya sampai ke Jiddah dan Arab Saudi. Apalagi jarak Masjidil Haram Makkah sampai Masjidil Aqsha Palestina yang relatif lebih dekat.

Seandainya mereka yang menolak sampai saat ini masih hidup, pasti mereka akan mulai menerima kenyataan Isra’ ini. Padahal peristiwa ini terjadi kurang lebih seribu tahun lalu. Sedangkan penerimaan peristiwa Mi’raj menuju Sidratil Muntaha kira-kira masih memerlukan waktu seribu tahun lagi, bila menggunakan pendekatan jarak tempuh perjalanan.

Uraian singkat diatas menunjukkan bahwa akal manusia terus berkembang sehingga semua ajaran agama pada gilirannya dapat diterima kebenarannya. Dengan akal, manusia mampu merubah alam, dan dengan akal pula, manusia mampu merubah keadaan dari tidak ada menjadi ada.

Agama kita memerintahkan untuk menggunakan akal pikiran sebagaimana ayat-ayat Al-Qur’an: “Afalaa tatafakkaruun; A falaa tatadabbaruun, dan lainnya”. Namun tidak semua yang dihadapi oleh manusia dapat diselesaikan dengan akal pikiran belaka, akan tetapi memerlukan bantuan hati yang bersih. Karena hati yang bersih yang akan menyinari akal manusia, dan jisim manusia menjadi baik karena akal manusia. Karena itu benarlah adanya pandangan bahwa al-aqlussalim fi jismissalim wa jismussalim fi qalbissalim.

 
Selamat Datang di Website Resmi Masjid Agung Jami Malang - Indonesia , Kirimkan Kritik, Saran dan Informasi ke admin@masjidjami.com