Pencarian
Polling
Bagaimanakah Website Masjid Agung Jami Malang ?
 
Jumlah Pengunjung
mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterHari Ini262
mod_vvisit_counterKemarin187
mod_vvisit_counterMinggu Ini4150
mod_vvisit_counterMinggu Lalu6040
mod_vvisit_counterBulan Ini20916
mod_vvisit_counterBulan Lalu23457
mod_vvisit_counterJumlah3108523

We have: 9 guests, 1 bots online
IP: 127.0.0.1
27 Apr, 2024



PostHeaderIcon Terbaru

PostHeaderIcon Tas Basah, Gudang Mina Geger

Tas Basah, Gudang Mina Geger

Gudang Hall Mina di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (Ahes), kemarin siang geger gara-gara koper Calon Jamaah Haji (SJH) asal Pasuruan. Sebab, koper yang sudah dikunci dan diikat rapat dengan tali tampar itu, basah dan mengeluarkan bau tidak sedap.

Guna menghindari hal terjelek di atas penerbangan, petugas terpaksa harus membongkar koper pembagian dari maskapai penerbangan nasional ini. Sesuai nama di koper itu pemiliknya Mohammad Ihwanul Muslimin bin Mas’ud.

‘’Semula kami menduga kalau basahnya koper disebabkan minyak goreng, yang sengaja disembunyikan CJH. Tetapi, setelah dibongkar, baru diketahui kalau telor ayam kampung bawaan CJH pecah,’’ papar Sugianto, Humas PPIH kepada Malang Post, kemarin siang.

Menurut dia, minyak goreng termasuk salah satu item yang tidak diperkenankan dibawa dalam penerbangan. Karena kandungan minyak dikuatirkan bisa menjadi pemicu kebakaran saat penerbangan. Selain itu, membawa telur mentah juga tidak diperkenan pihak maskapai.

‘’Rupanya, dia sengaja membawa telur tapi tidak aman cara menyimpannya. Karena takut ketahuan, telur itu disimpan di dalam kaleng dan kalengnya mbledos. Kalau telur matang, misalnya telur asin diperbolehkan,’’ tuturnya.

Di sisi lain, ditanya tentang keberadaan petugas pengangkut koper dan tas CJH, Sugianto menyebutkan, pengadaan seluruh petugas porter menjadi tanggung jawab maskapai penerbangan masing-masing. Mereka adalah tenaga rekrutan dari masyarakat sekitar Ahes.

‘’Kami tidak tahu berapa jumlahnya. Kami hanya minta tanggung jawab mereka agar penerbangan jangan sampai terganggu gara-gara koper belum masuk pesawat. Karena penerbangan ada siang dan malam, mereka pun dibagi dalam dua shift,’’ tuturnya.

Sementara itu dari pantauan Malang Post di gudang Mina menunjukkan, jamaah haji hendaknya tidak meletakkan barang-barang yang mudah pecah di dalam tas utama. Karena, tidak semua tas diangkut dan ditata secara hati-hati. Ketika truk pengangkut koper milik satu kloter merapat, sepuluh petugas angkut langsung menurunkan ke dalam gudang.

Karena jumlahnya minimal mencapai 450 koper dan butuh waktu yang cepat, tak jarang koper pun langsung dilempar di atas koper lainnya. ‘’Masih mendhing di sini ditoto  (ditata). Kalau di sana (Juanda) langsung dilempar-lempar,’’ ujar salah satu portir.

Pihak penerbangan sendiri, baik Garuda atau Saudi Airline tidak akan mengangkut koper CJH, yang bukan pemberian miliknya. CJH yang membawa koper atau tas selain jatah dari kedua maskapai pasti akan dikembalikan dan tidak mungkin terangkut ke tanah suci.

‘’Aturannya memang begitu. Tujuannya, sudah tentu untuk keselamatan penerbangan juga. Kalau diperbolehkan lebih dari satu, berapa ton kelebihan muatan yang masuk pesawat,’’ pungkas Sugianto sembari menunjukkan pengumuman dari maskapai terkait tas bawaan. (has/avi)

 
Selamat Datang di Website Resmi Masjid Agung Jami Malang - Indonesia , Kirimkan Kritik, Saran dan Informasi ke admin@masjidjami.com