Terbaru
Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109
Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109
Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109
Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109
Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109
Sayyid Ni'matullah al-Jazairi rahimahullah berkata, bahwa seorang yang sangat dipercayainya menuturkan sebuah cerita kepadanya: Ada seorang laki-laki di Kota Isfahan yang memiliki seorang istri. Pada suatu hari, dia terlibat pertengkaran sengit dengan istrinya, sehingga –-karena tidak dapat menguasai amarahnya yang meluap-luap, dan membabi-buta—dia memukulnya dengan tongkat keras-keras. Akan tetapi, akibatnya sungguh tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Istrinya langsung roboh dan tewas seketika, padahal dia sama sekali tidak bermaksud membunuhnya. Maka, dia pun khawatir terhadap keluarga istrinya, dan kebingungan tidak tahu harus bagaimana mencari jalan keluarnya.
Kemudian dia mendatangi salah seorang sahabat karibnya, dan meminta pendapat untuk mengatasi kesulitan tersebut. Sahabat karibnya berkata kepadanya, "Carilah seorang pemuda tampan, ajaklah masuk ke dalam rumahmu. Lalu bunuhlah dia! Setelah itu, letakkanlah mayat pemuda itu di samping mayat istrimu. Bila kemudian keluarga istrimu menanyakan perihal kematian istrimu, katakanlah, "Aku melihat pemuda ini tidur bersamanya. Maka, aku bunuh mereka berdua."
Dia menyetujui pendapat sahabatnya itu. Kebetulan, ketika dia sedang duduk di depan pintu rumahnya, melihat seorang pemuda tampan melewati jalan depan rumahnya. Maka, dia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dia langsung memanggil pemuda itu dan diperlakukannya dengan baik. Kemudian, dia mengajak pemuda itu masuk ke rumahnya, serta menyuguhkan kepadanya makanan yang lezat. Ketika pemuda itu lengah, dia langsung mengayunkan pedangnya tepat di leher pemuda tampan itu, sehingga terbunuhlah pemuda tersebut seketika itu juga.
Tak lama kemudian, keluarga istrinya datang mengunjunginya. Suami tersebut menceritakan kepada keluarga istrinya, perihal pengkhianatan (perselingkuhan) yang telah dilakukan istrinya. Mendengar penjelasan yang disampaikannya itu, mereka –keluarga istrinya—berkata; "Sungguh, tepat sekali apa yang telah engkau lakukan."
Secara kebetulan juga, dalam waktu yang bersamaan, sahabat karib orang itu –yang telah memberikan saran untuk membunuh pemuda tampan mendatangi untuk suatu keperluan. Dia mempunyai anak laki-laki yang masih muda lagi tampan, dan dia merasa kehilangan anaknya tepat pada hari dia menyarankan pembunuhan itu.
Dia bertanya kepadanya: "Apakah engkau telah melaksanakan saran yang telah aku berikan kepadamu?" Orang itu menjawab, ''Ya, saranmu telah aku laksanakan dengan sempurna.'' Lalu dia berkata,'' Tolong perlihatkanlah kepadaku pemuda yang telah engkau bunuh itu." Maka, dia membawanya masuk ke dalam rumahnya.
Alangkah terkejutnya, begitu dia melihat mayat pemuda tampan itu, ternyata anaknya yang hilang. Dia kemudian mengambil tanah dan meraupkan ke kepalanya sendiri, sebagai tanda penyesalan dan kesedihan yang mendalam.
Benarlah apa yang penah disabdakan Rasulullah SAW: "Barangsiapa menggali sumur untuk mencelakakan saudaranya sesama mukmin, maka Allah menjadikan dia sendiri yang akan terperosok ke dalamnya."