Terbaru
Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109
Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109
Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109
Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109
Warning: Creating default object from empty value in /var/www/vhosts/masjidjami.com/httpdocs/modules/mod_latestnews/helper.php on line 109
Malaikat Berhaji Untukmu Setiap Tahun
Al- ‘Allamah berkata dalam kitab Minhaj al Yaqin, bab ‘Keutamaan Maulana Amirul Mukminin (Imam Ali ra.)’, dengan sanadnya yang sampai kepada Abdullah bin Mubarak.
Aku adalah seorang yang sangat suka melaksanakan haji. Bahkan, setiap tahun aku selalu pergi haji. Pernah pada suatu hari, seperti biasanya setiap kali akan melaksanakan ibadah haji, aku mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan haji. Aku pergi ke pasar unta, dengan membawa uang sebanyak lima ratus dinar untuk membeli seekor unta untuk kendaraan haji.
Ternyata uang yang kubawa tidak cukup untuk membeli seekor unta. Maka, aku pulang kembali ke rumah. Namun, di pertengahan jalan, aku melihat seorang wanita sedang berdiri di tempat sampah. Dia mengambil seekor bangkai ayam dan membersihkan bulu-bulunya, tanpa menyadari kehadiranku di dekatnya.
Aku menghampirinya, dan berkata kepadanya, ”Mengapa engkau melakukan hal itu, wahai hamba Allah?” Dia menjawab,”Tinggalkanlah aku, dan urusi saja keperluanmu!”
Aku berkata lagi; “Demi Allah, beritahukanlah kepadaku tentang keadaanmu yang sebenarnya!”
Wanita tersebut berkata; Baik, aku akan katakan keadaanku yang sebenarnya, karena engkau telah memaksaku dengan bersumpah atas nama Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya aku seorang wanita ‘Alawiyyah (keturunan Nabi saw.). Aku mempunyai tiga orang anak yang masih kecil, sedangkan suamiku telah meninggal dunia. Sudah tida hari ini, aku dan ketiga anakku belum makan apa-apa. Aku sudah berusaha mencari sesuap makanan ke mana-mana demi ketiga anakku, namun tidak mendapatkannya, selain bangkai ayam ini. Maka, aku akan memasak bangkai ayam ini untuk mereka, ayam ini halal untuk kami karena darurat.
Ketika aku mendengar apa yang dikatakan, sungguh bulu rambutku langsung berdiri tegak; hatiku terasa tersayat-sayat. Aku berkata dalam hati, ”Wahai Ibn Mubarak, haji mana yang lebih agung daripada ini (yakni, menolong wanita ‘Alawiyyah ini)?”
Kemudian aku berkata pada wanita itu, ”Wahai wanita ‘Alawiyyah, sesungguhnya bangkai ayam ini telah diharamkan untukmu. Bukalah bungkusanmu, aku ingin memberimu sedikit pemberian. Lalu dia mengeluarkan sebuah bungkusan, dan akupun menumpahkan semua uang dinar ke dalam bungkusan itu.
Wanita tersebut lalu langsung berdiri, dengan tergesa-gesa karena bahagia dan dia mendoakan kebaikan untukku.
Kemudian aku pulang ke rumah, sementara keinginanku untuk pergi haji sudah pupus. Lalu aku menyibukkan diri dengan banyak beristighfar dan beribadah kepada Allah. Kafilah haji pun mulai berangkat ke Baitullah.
Ketika jamaah haji mulai berdatangan dari Makkah, aku keluar dari rumah untuk menyambut mereka. Aku menyalami mereka satu persatu. Tetapi anehnya, setiap kali menyalami seorang dari mereka, dia selalu mengatakan, ‘’Wahai Ibn Mubarak, bukanlah engkau melaksanakan haji bersama kami? Bukankah aku menyaksikanmu di tempat anu dan anu?”
Aku terheran-heran mendengar perkataan mereka. Kemudian setelah aku pulang ke rumah dan tidur, pada malam harinya, aku melihat Rasulullah saw. dalam tidurku. Beliau bersabda kepadaku, ”Wahai Ibn Mubarak, engkau telah memberikan uang dinar kepada salah seorang wanita keturunanku. Engkau telah melapangkan kesusahannya, dan engkau juga telah memperbaiki keadaannya dan anak-anak yatimnya. Maka, Allah telah mengutus malaikat dalam rupamu. Malaikat itu berhaji untukmu dalam setiap tahun, dan pahala haji itu untukmu sampai hari kiamat.”
Aku kemudian terbangun dari tidurku. Aku bersyukur kepada Allah dengan memuji-Nya atas karunia yang besar, yang telah dianugerahkan kepadaku.
Ar-Rawandi berkata; ”Sungguh, aku mendengar dari banyak ahli hadits yang mengatakan, banyak jamaah haji setiap tahunnya menyaksikan Ibn Mubarak di Makkah berhaji bersama jamaah haji lainnya, padahal dia sendiri tinggal di Irak.”